Keindahan Dan Pesona Teluk Kiloan
Teluk Kiluan ( Kiluan Bay )
Wisata alam Teluk Kiluan di Pekon (Desa) Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, cocok bagi wisatawan yang gemar berpetualang. Topografinya yang berbukit dan berlembah menarik untuk dijelajahi, Perjalanan menuju Teluk Kiluan sudah merupakan tantangan tersendiri bagi wisatawan. Jalan darat di pesisir barat Sumatera itu belum terlalu mulus sehingga perlu keterampilan dalam mengemudikan kendaraan bermotor untuk melewatinya.
Ada beberapa pilihan angkutan untuk mencapai lokasi wisata tersebut. Bisa dengan travel atau ojek sepeda motor. Jarak yang ditempuh dari Bandara Raden Intan (Beranti), Lampung, sekitar 80 kilometer. Karena kondisi jalan seperti itu, perlu waktu 4,5 jam untuk mencapainya, Perjalanan dimulai dari Kotaagung, melewati Kabupaten Pringsewu dan Pesawaran. Awal perjalanan memang sedikit membosankan. Namun, begitu memasuki wilayah Kecamatan Padangcermin, Pesawaran, suasana berubah segar dan nyaman. Alam pengunungan yang berbukit menghadirkan embusan angin sejuk serta pemandangan alam nan indah, Panorama alam pedesaan semakin terasa ketika perjalanan memasuki wilayah Kecamatan Punduh Pidadah. Wilayah itu berbatasan langsung dengan Kecamatan Kelumbayan, Tanggamus.
Jalur jalan yang membelah bukit di pesisir barat Sumatera menyajikan pemandangan sekaligus sensasi berkendara. Ada baiknya berhenti sejenak ketika sampai di titik tertinggi untuk menikmati alam pegunungan yang sangat indah dan elok.Perjalanan kemudian berganti melewati jalur yang menurun. Memang lebih cepat, namun perlu kehati-hatian.
Berbagai tantangan itu terbayar ketika sampai di Pekon Kiluan Negeri. Berada di desa tersebut serasa tengah berada di Pulau Bali. Tampak berjajar pura-pura Hindu berdampingan damai dengan masjid. Sebagian besar warga di desa itu memang berasal dari Bali. Kepala desanya bahkan merupakan keturunan warga Bali bernama Sukrasana.
Warga di sana akan dengan sangat senang hati menyambut wisatawan dan menjelaskan objek-objek menarik. Salah satunya, lumba-lumba berbagai ukuran, yang jumlahnya mencapai ratusan ekor, yang bisa dilihat langsung saat berenang di laut bebas.
Konon, kumpulan lumba-lumba di Teluk Kiluan adalah yang terbesar di Asia. Bahkan, mungkin dunia. Wisatawan yang berminat menyaksikan dari dekat lumba-lumba di habitat aslinya bisa menyewa perahu motor. Jika beruntung, wisatawan juga bisa menyaksikan penyu hijau, yang di waktu-waktu tertentu menepi ke pantai.Belum puas menikmati alam pemandangan di Teluk Kiluan, pengunjung bisa menginap di sana. Hanya, kondisi penginapan memang belum terlalu bagus.
Hanya ada empat penginapan serta rumah warga yang disewakan bagi yang berniat menginap. Bangunannya sangat sederhana dengan dinding dari bambu dan papan.Saat yang tepat untuk menyaksikan secara langsung parade lumba-lumba di habitat aslinya adalah pada pagi hari. Biasanya mamalia laut yang lucu itu muncul sekitar pukul 08.00.
Perjalanan dengan perahu motor ke laut lepas biasanya dimulai sekitar pukul 06.00. Ketika cuaca terang dan ombak laut tenang, wisatawan bisa menyaksikan ratusan lumba-lumba berenang secara berkelompok dan berlompatan di laut.Dengan kondisi cuaca seperti itu, tidak jarang lumba-lumba tersebut berenang mendekati perahu. Bahkan, mereka bisa berputar-putar mengelilingi perahu itu.
Sejarah Pantai Teluk Kiluan
Keberadaan Teluk Kiluan tidak bisa dilepaskan dari kisah sejarah Raden Anta Wijaya. Menurut kepercayaan warga setempat, Raden Anta Wijaya sangat dikenal pemberani, Namun, banyak kerabatnya yang tidak senang kepada dia dan berusaha untuk membunuhnya.Karena itu, akhirnya Raden Anta Wijaya meminta kerabatnya yang ingin membunuh dirinya tersebut agar membawanya ke pulau yang saat ini bernama Pulau Kiluan. Sebab, dia hanya bisa dibunuh di pulau itu, Selanjutnya Raden Anta Wijaya dibunuh di pulau tersebut. Nah, permintaan yang dalam bahasa Lampung pesisir disebut “kiluan” itulah yang akhirnya dijadikan nama teluk tersebut.
Teluk Kiluan, mungkin masih banyak yang belum mengenal tempat satu ini. Daerah ini terlihat begitu asing, bahkan masyarakat Lampung sendiri banyak yang belum tahu tentang keberadaan daerah ini dan sejuta pesona yang disimpannya. Begitulah kita, selalu lebih tergoda untuk menjelajahi negeri orang lain daripada negeri sendiri, padahal pesona yang kita miliki tidak kalah dengan negara lain.
Di Teluk Kiluan kita tidak hanya bisa menikmati pemandangan alam yang begitu menakjubkan, tapi kita juga bisa melihat tarian lumba-lumba. Untuk menikmatinya, kita masih harus naik perahu duapuluh menit ke arah tengah Samudera dari Pulau Kiluan. Setidaknya ada dua jenis lumba-lumba di perairan ini, spesies pertama adalah lumba-lumba hidung botol ( Tursiops Truncatus ) dengan badan yang lebih besar dan pemalu. Spesies yang kedua adalah lumba-lumba paruh panjang ( Stenella Longirostris ) yang bertubuh lebih kecil dan senang melompat. Namun lumba-lumba tersebut jumlahnya makin lama makin turun karena perburuan yang dilakukan oleh manusia.
SUMBER
LAMPUNG memang tidak masuk dalam 10 tujuan (destinasi) wisata unggulan yang ditetapkan pemerintah. Namun, sebagai gerbang Sumatera, provinsi ini menjadi daerah alternatif terdekat bagi mereka yang ingin menghilangkan kepenatan dan keluar dari ‘kebisingan’ akibatnya padatnya Pulau Jawa.
Jangan terlalu heran jika ada yang menjuluki provinsi ujung selatan Sumatera ini sebagai ‘Provinsi Jawa Utara’. Julukan ini tidak berlebihan mengingat tingginya mobilitas warga yang datang dan pergi melewati Selat Sunda yang menjadi penghubung Lampung di Sumatera dan Banten di Pulau Jawa.
Sebenarnya, potensi wisata Provinsi Lampung tak kalah dibandingkan dengan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia, termasuk Bali dan Lombok. Potensi wisata Lampung itu lengkap mulai dari wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, wisata sejarah, wisata religi hingga agrowisata yang tersebar di 14 kabupaten/kota di Lampung.
Dari sisi transportasi darat misalnya, Lampung menyediakan setidaknya lima jalur alternatif yang bisa dipilih para wisatawan. Kelima jalur Trans Sumatera itu adalah jalan lintas pantai timur (jalinpantim), jalan lintas timur (jalintim), jalan lintas tengah (jalinteng), jalan lintas barat (lintas barat), dan jalan lintas pantai barat (jalinpanbar). Setiap jalur transportasi ini menyajikan sensasi masing-masing yang dapat dinikmati para pelancong.
Triangulasi Wisata
Lampung Barat melengkapi triangulasi (segitiga emas) tujuan wisata Lampung setelah Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. meresmikan Kawasan Wisata Terpadu Seminung Lumbok Resort di tepian Danau Ranau, Pekon Lombok, Kecamatan Sukau, 8 Agustus 2007 lalu. Triangulasi tujuan wisata itu, yakni Menara Siger–Taman Nasional Way Kambas–Lumbok Ranau.
Secara keseluruhan, Kawasan Wisata Terpadu Seminung Lumbok Resort memiliki luas 15 hektare. Akan tetapi, yang termanfaatkan baru 1,8 ha. Sesuai dengan masterplan, kawasan wisata ini dilengkapi fasilitas rekreasi danau, showroom, resto-cafe, dan kebun buah, spa, relaksasi, sarana olahraga, dan penambahan bangunan cottage.
Lampung Barat harus gencar mempromosikan pengembangan salah satu potensi “segitiga emas” pariwisata Lampung itu, yakni Kawasan Wisata Terpadu Seminung Lumbok Resort (KWT-SLR) di Pekon Lumbok, Kecamatan Sukau. Kawasan itu berada di bibir Danau Ranau dan lereng Gunung Seminung.
Dalam konsepnya “Segitiga Emas” Pariwisata Lampung mencakup Kawasan Anak Gunung Krakatau di Selat Sunda hingga Kompleks Menara Siger di Kalianda-Lampung Selatan, lalu Pusat Latihan Gajah (PLG) di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Lampung Timur dan Danau Ranau di Lampung Barat.
Dengan mengembangkan simpul utama segitiga emas objek wisata Lampung itu, seluruh potensi wisata yang terdapat di daerah Lampung dapat terangkat. Hanya saja, pengembangan “segitiga emas” pariwisata Lampung mesti dijalankan secara terpadu, konsisten dan komprehensif dan tidak sepotong-sepotong. Kuncinya adalah penataan, pengelolaan, dukungan sarana dan prasarana, pembiayaan serta promosi yang gencar maupun pemeliharaan optimal.
Lokasi KWT Seminung Lumbok Resort memiliki keunggulan yang sulit tertandingi, di antaranya berada persis di bibir Danau Ranau di wilayah Provinsi Lampung –sebagian danau itu masuk wilayah Sumatera Selatan.
Pada sisi lainnya, terdapat pula keindahan panorama alam dari Gunung Seminung, gunung yang memiliki banyak kisah dan legenda rakyat yang terpelihara hingga sekarang. Beberapa kawasan bukit di sekitar Seminung Lumbok Resort itu juga dapat menjadi lokasi olahraga paralayang ataupun paramotor.
Selain Danau Ranau, Lampung memiliki potensi wisata yang tersebar merata pada sepuluh kabupaten/kota. Setiap daerah juga memiliki festival seni dan budaya , termasuk Festival Krakatau, yang setiap tahun dilakukan pada Agustus –sesuai momentum letusan Gunung Krakatau Agustus 1883. Agenda festival itu antara lain, wisata ke kawasan Anak Krakatau.
Di samping itu terdapat pula Cagar Alam Laut Anak Krakatau dan Menara Siger, ekowisata di Taman Nasional Way Kambas, dan panorama Danau Ranau serta keanekaragaman flora-fauna yang terpelihara di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Lampung Barat.
Semua pesona itu akan menjadi “magnet” bagi para turis mancanegara, kalau dapat terpelihara, tetap alami dan indah sebagaimana aslinya. Semua potensi wisata itu masih memerlukan dukungan infrastruktur, promosi, pengelolaan dan pengemasan agar turis asing dan turis domestik berbondong-bondong ke sana.
Tulangbawang dan Kebun Raya
Melengkapi obyek wisata yang telah ada, Bupati Tulangbawang Abdurrachman Sarbini telah meletakkan batu pertama tanda dimulainya pembangunan miniatur Kerajaan Tulangbawang di Cakat Nyenyek Menggala, 24 September 2008 lalu.
Untuk meyakinkan kebenaran adanya Kerajaan Tulangbawang, Bupati mengaku telah berkunjung ke museum di Belanda. Dari hasil peninjauan itu, diyakini bahwa Kerajaan Tulangbawang pernah ada. Karena itu, Kabupaten Tulangbawang bertekad membangun miniatur Kerajaan Tulangbawang. Ke depan, selain untuk taman budaya, juga akan dibangun taman wisata sebagai tempat hiburan rakyat. Di lokasi miniatur Kerajaan Tulangbawang akan dilengkapi rumah adat dan berbagai fasilitas umum.
Pengajar ISI Yogyakarta Sunarto mengaku memang sulit membangun miniatur Kerajaan Tulangbawang. Sebab, Kerajaan Tulangbawang diduga berkembang dalam alam yang masih hutan sehingga hasil karya kerajaan diperkirakan sudah hancur. Namun Sunarto berusaha mencurahkan daya imajinasinya dibantu oleh ahli sejarah.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat setempat optimistis menyulap hutan kecil yang berada di tengah-tengah kota menjadi Kebun Raya Liwa, dan menjadikannya tempat rekreasi yang mudah dijangkau diminati nantinya.
Lokasi Kebun Raya Liwa yang berada di tengah kota kabupaten. Komitmen Pemerintah Lampung Barat yang mencanangkan sebagai kabupaten konservasi menjadi alasan dibangunnya Kebun Raya Liwa.
Menyusuri lokasi yang kelak akan menjadi Kebun Raya Liwa cukup mengesankan. Pandangan membentur bukit-bukit yang mengelilingi Kota Liwa, Gunung Pesagi yang berdiri tegak tampak jelas dari setiap sudut, kabut yang seakan membungkus pohon-pohon hijau di areal tersebut. Belum lagi jika sambil memancing di kolam-kolam kecil yang terbentuk secara alamiah.
Kebun Raya Liwa akan dibangun di atas lahan seluas 112 hektare dengan lokasi berbatasan langsung dengan wilayah perkotaan sehingga mudah dijangkau. Kemudian kondisi alam yang sangat indah karena berada di atas pegunungan serta di dalamnya sudah banyak terdapat berbagai tanaman yang dapat dikembangkan.
Selain tempat rekreasi, Kebun Raya Liwa juga memiliki manfaat lain seperti fungsi konservasi, tempat pendidikan, dan tempat penelitian. Wah, bisa dibayangkan bagaimana daya tarik Kebun Raya Liwa.
Pariwisata tidak kenal usia sehingga di dalam masterplan Kebun Raya Liwa yang terpajang di ruang lobi kantor Bupati Lampung Barat akan dibangun tempat-tempat rekreasi anak-anak, flying fox, rekreasi air, juga akan dilengkapi dengan museum, perpustakaan hingga masjid dan kafe.
Untuk menjaga dan mengembangkan keanekaragaman hayati dalam hutan kawasan itu, rencana pembangunan Kebun Raya Liwa yang telah dilaksanakan selama ini merupakan salah satu program yang sangat diperlukan sebagai kawasan konservasi tanaman yang didominasi lanskap dan merupakan ruang terbuka hijau bersifat publik serta berguna untuk pemeliharaan daya dukung ekologi.
Wisata Lampung dengan nuansa alam
Taman Wisata Bumi Kedaton, Nuansa hijau perkampungan dengan panorama perbukitan. Kawasan ini terkenal sebagai penghasil buah-buahan segar seperti durian, manggis, duku, pisang, dan palawija.Taman Wisata Bumi Kedaton terletak di Kampung Batu Putuk – Teluk Betung Bandar Lampung, 20 menit dari pusat kota. Tersedia fasilitas rekreasi keluarga, rumah khas Lampung bertiang, cocok untuk santai keluarga, pertemuan-pertemuan kecil berorientasi alam, lahan berkemah di sisi sungai yang mengalir di areal Taman Wisata yang berasal dari lereng gunung Betung.
Arena atraksi gajah tersedia bagi pengunjung berikut paket naik gajah di seputar lokasi dengan pawang gajah yang siap melayani Anda, naik kereta gajah, dan lain-lain. Paket khusus tracking gajah kami siapkan bagi pengunjung demikian pula aktivitas berkuda di sekitar lokasi, dan atraksi-atraksi lainnya. Koleksi satwa secara bertahap akan dilengkapi terutama dengan tujuan lebih memperkenalkan kekayaan fauna nusantara, khususnya sumatera.
Taman Nasional Bukit Barisan (TNBBS), merupakan kawasan lindung yang dihuni oleh satwa langka yang dilindungi oleh pemerintah seperti : gajah, harimau, badak, kerbau hutan, burung, dan sebagainya. Kecuali itu kawasan ini juga ditumbuhi oleh flora yang sangat langka misalnya bunga bangkai dan berbagai macam anggrek. TNBBS di ujung selatan Pulau Sumatera yang sebagian wilayahnya merupakan wilayah territorial Kabupaten Tanggamus. Lokasi TNBBS sangat tepat untuk pengembangan kegiatan wisata buru, yaitu eko wisata maupun kegiatan penelitian habitat dan fauna yang ada. Lokasi bunga bangkai terletak diperbasan Wilayah Kabupaten Tanggamus dengan Wilayah Kabupaten Lampung Barat. Untuk mencapai lokasi habitat tanaman bunga bangkai, dapat digunakan dengan kendaraan umum/ pribadi dari Kota Agung dengan waktu tempuh selama ± 50 menit perjalanan dan jarak tempuh ± 40 km.
Resort Way Kanan Taman Nasional Way Kambas, dengan lokasi 13 km dari Pintu Gerbang (Plang Ijo). Disepanjang jalan itu pengunjung yang beruntung akan dapat melihat satwa liar yang berkeliaran atau melintas di jalan. Way Kanan adalah surga bagi pencinta alam dikarenakan flora dan faunanya. Kawasan ini juga merupakan lokasi Sumateran Rhino Sanctuary yaitu Proyek Penelitian Pembangunan Populasi Badak Sumatera di habitat aslinya setara peneletian Populasi Harimau Sumatera. Kegiatan yang dapat dapat dilakukan adalah Trekking di hutan rimba atau berperahu motor ke hulu atau ke hilir sungai untuk mengamati Flora dan Fauna dengan dipandu petugas. Way Kanan merupakan suatu lokasi Objek Wisata di kawasan Taman Nasional Way Kambas yang memiliki kondisi lingkungan alam yang relatif masih asli berupa hutan primer (Hutan Tropis Dataran Rendah). Disamping berbagai jenis tumbuhan, dapat juga dijumpai berbagai jenis satwa dari kelompok Mamalia (binatang menyusui), Privat (kera), Reptilia, Fishes dan Aves (burung), serta adanya burung langka yang dikenal dengan Mentok Rimba (Cairina Sculata).
Krakatau merupakan suatu gugusan kepulauan yang terdiri dari 4 buah Pulau yaitu Pulau Sertung, Pulau Krakatau Besar (Pulau Rakata), Pulau Krakatau Kecil (Pulau Panjang) dan Pulau Anak Krakatau yang muncul ditengah ketiga Pulau lainnya pada tahun 1927 atau 44 tahun setelah letusan dahsyat yang mengguncang dunia pada tahun 1883. Diantara keempat Pulau tersebut, saat ini yang yang masih aktif sebagai Gunung Berapi adalah Pulau Anak Krakatau. Krakatau merupakan kepulauan yang tidak berpenduduk dan kini banyak wisatawan yang mengadakan pendakian dan penelitian di Pulau Anak Krakatau yang setiap tahun bertambah tinngi. Sisa-sisa letusan dan alam sekitarnya dapat dilihat dari Puncak, terlebih di kala matahari akan terbenam merupakan pemandangan alam yang sangat menakjubkan.
Lembah Hijau ini merupakan satu-satunya taman wisata di lampung yang memiliki waterboom dan dilengkapi dengan water splash. Di mana, tersedia kolam renang dengan tower spiral setinggi 13 meter, panjang 60 meter, dan kolam torpedo 8 meter. Dengan hanya membayar tiket masuk water boom sebesar 20.000 rupiah maka kita sudah bisa menikmati seluruh permainan yang ada di Water Boom tersebut sepuasnya. Selain itu ada juga outdoor Activity yaitu arena outbond yang diperuntukkan orang dewasa dan anak-anak. Cukup dengan membayar 15.000 rupiah, maka uji adrenaline sudah bisa kita lakukan. Dengan peralatan yang mempunyai standar keamanan maka permainan ini baik untuk dicoba, tidak perlu takut jatuh karena kita akan didampingi oleh petugas yang ahli dalam hal permainan tersebut. Selain arena outbond dan waterboom disini juga terdapat beraneka ragam satwa yang dapat dijadikan wahana pembelajaran bagi anak-anak dalam menggali jenis-jenis satwa dan tumbuhan. Ada juga kebun herbal yang dilengkapi dengan pondok herbal serta menikmati minuman herbal, restaurant dan meeting room.
Air terjun Way Lalaan merupakan air terjun bertingkat dengan jarak satu sama lainnya – 200 M, berasal dari aliran Way (sungai) Lalaan yang bermuara ke Teluk Semangka. Obyek wisata air terjun Way Lalaan terletak di Gunung Tanggamus dengan jarak hanya 2 Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tanggamus atau 80 Km dari Kota Bandar Lampung.
Danau Ranau merupakan danau terbesar kedua di Sumatera setelah danau Toba, terletak di Desa Lombok, Sukau atau 37 km dari Kota Liwa Ibukota Kabupaten Lampung Barat. Luas danau ini 44 km2 di kelilingi perbukitan dan gunung Seminung. Aktifitas yang dapat dilakukan adalah berperahu, berenang, menikmati udara sejuk dan keindahan alam danau. Cottage terletak di tepi danau bagian utara (Wisma Pusri dan di Banding Agung) di wilayah Sumatera Selatan.
Pulau Sebesi dan Sebuku adalah tempat yang cocok untuk mengamati aktifitas gunung Anak Krakatau. Pulau sebesi dengan luas 1600 ha adalah Pulau yang terdekat dengan anak Krakatau. Pulau ini juga dikenal sebagai tempat Wisata buru, dengan fasilitas yang telah tersedia ; Pesanggrahan dan Cottage Pulau Sebuku terletak diantara Pulau Sebesi dan Canti. Sebuku Lunik dengan pantai yang bersih dan landai sangat cocok untuk berenang atau sekedar santai menikmati panorama laut Transportasi menuju Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku menggunakan kapal motor reguler dari Dermaga Canti dengan waktu tempuh 1,5 jam.
MENARA SIGER LANDMARK OF LAMPUNG
Tugu ( Menara ) Siger Lampung
Tugu Siger atau sering disebut Menara Siger adalah project idealisme dari pemerintah Propinsi Lampung yang ingin membuat identitas daerah Propinsi Lampung, seperti Menara Eiffelnya Paris, Twin Towernya Malaysia, Monasnya Jakarta dan lain sebagainya.
“Menara Siger diharapkan dapat merepresentasikan lambang dan budaya Lampung dalam bentuk konstruksi fisik yang unik,” kata Anshory Djausal, arsitek jebolan teknik sipil yang mendesign Tugu atau Menara Siger ini.
Tugu Siger ini dibangun di bukit yang berada di sebelah kiri pintu masuk Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni. Di prakarsai oleh Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. Project yang dimulai di tahun 2004 dan memakan anggaran sebesar 7,3 miliar.
Menara Siger sebagai karya besar dan sekaligus dapat menjadi representasi tonggak pembangunan menuju pembangunan dan karya yang besar bagi daerah propinsi Lampung, bila melihat menara Siger akan terbayang sebuah mahkota yang dibangun disebuah bukit dan orang sudah mennginterprestasikan bahwa bangunan tersebut mengrepresentasikan simbol budaya Lampung, dimana di atas puncak terdapat tiga buah payung berwarna putik – kuning dan merah sebagai simbol tatanan sosial masyarakat Lampung, dan di menara Siger terdapat ada tower yang dapat melihat panorama laut yang bermakna profan..
Kini Lampung tampil dengan wajah dan wilayah yang khas hidup dalam karakter budaya lokal seperti layaknya masyarakat di Bali, Lombok, Minangkabau, Flores, Sulawisi; Bugis – Toraja dan tradisi kerjaan Mataram di Yogyakarta. Menara Siger tidak dilihat diri aspek fisiknya saja tetapi bangunan ini mengandung nilai budaya dan sejarah dalam bentuk sebuah artefak yang membentuk kosmologi dalam setiap ruang kehidupan, sehingga setiap orang yang melihat dan berada di menara ini akan mengetahui seperti apakah gerangan Lampung ini.
Siger ini yang direpresentasikan dengan berbagai isian baik kegiatan dalam bentuk seni dan budaya dan yang paling penting adalah dalam bentuk kosmologi stuktur kehidupan masyarakat.
Air terjun Way Lalaan merupakan air terjun bertingkat dengan jarak satu sama lainnya – 200 M, berasal dari aliran Way (sungai) Lalaan yang bermuara ke Teluk Semangka. Obyek wisata air terjun Way Lalaan terletak di Gunung Tanggamus dengan jarak hanya 2 Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tanggamus atau 80 Km dari Kota Bandar Lampung.
Danau Ranau
Danau Ranau merupakan danau terbesar kedua di Sumatera setelah danau Toba, terletak di Desa Lombok, Sukau atau 37 km dari Kota Liwa Ibukota Kabupaten Lampung Barat. Luas danau ini 44 km2 di kelilingi perbukitan dan gunung Seminung. Aktifitas yang dapat dilakukan adalah berperahu, berenang, menikmati udara sejuk dan keindahan alam danau. Cottage terletak di tepi danau bagian utara (Wisma Pusri dan di Banding Agung) di wilayah Sumatera Selatan.
Pulau Sebesi dan Sebuku
Pulau Sebesi dan Sebuku adalah tempat yang cocok untuk mengamati aktifitas gunung Anak Krakatau. Pulau sebesi dengan luas 1600 ha adalah Pulau yang terdekat dengan anak Krakatau. Pulau ini juga dikenal sebagai tempat Wisata buru, dengan fasilitas yang telah tersedia ; Pesanggrahan dan Cottage Pulau Sebuku terletak diantara Pulau Sebesi dan Canti. Sebuku Lunik dengan pantai yang bersih dan landai sangat cocok untuk berenang atau sekedar santai menikmati panorama laut Transportasi menuju Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku menggunakan kapal motor reguler dari Dermaga Canti dengan waktu tempuh 1,5 jam.
Krakatau
Krakatau merupakan suatu gugusan kepulauan yang terdiri dari 4 buah Pulau yaitu Pulau Sertung, Pulau Krakatau Besar (Pulau Rakata), Pulau Krakatau Kecil (Pulau Panjang) dan Pulau Anak Krakatau yang muncul ditengah ketiga Pulau lainnya pada tahun 1927 atau 44 tahun setelah letusan dahsyat yang mengguncang dunia pada tahun 1883. Diantara keempat Pulau tersebut, saat ini yang yang masih aktif sebagai Gunung Berapi adalah Pulau Anak Krakatau. Krakatau merupakan kepulauan yang tidak berpenduduk dan kini banyak wisatawan yang mengadakan pendakian dan penelitian di Pulau Anak Krakatau yang setiap tahun bertambah tinngi. Sisa-sisa letusan dan alam sekitarnya dapat dilihat dari Puncak, terlebih di kala matahari akan terbenam merupakan pemandangan alam yang sangat menakjubkan.
Taman Wisata Bumi Kedaton
Taman Wisata Bumi Kedaton, Nuansa hijau perkampungan dengan panorama perbukitan. Kawasan ini terkenal sebagai penghasil buah-buahan segar seperti durian, manggis, duku, pisang, dan palawija.Taman Wisata Bumi Kedaton terletak di Kampung Batu Putuk – Teluk Betung Bandar Lampung, 20 menit dari pusat kota. Tersedia fasilitas rekreasi keluarga, rumah khas Lampung bertiang, cocok untuk santai keluarga, pertemuan-pertemuan kecil berorientasi alam, lahan berkemah di sisi sungai yang mengalir di areal Taman Wisata yang berasal dari lereng gunung Betung.
Arena atraksi gajah tersedia bagi pengunjung berikut paket naik gajah di seputar lokasi dengan pawang gajah yang siap melayani Anda, naik kereta gajah, dan lain-lain. Paket khusus tracking gajah kami siapkan bagi pengunjung demikian pula aktivitas berkuda di sekitar lokasi, dan atraksi-atraksi lainnya. Koleksi satwa secara bertahap akan dilengkapi terutama dengan tujuan lebih memperkenalkan kekayaan fauna nusantara, khususnya sumatera.
Museum Lampung
Museum Lampung, yang berlokasi di Jalan Zainal Abidin Pagaralam Bandar Lampung, menyimpan benda-benda bersejarah Provinsi Lampung. Di museum ini tersimpan benda-benda kuno, seperti: keramik peninggalan Cina dan Siam, dan peralatan rumah tangga yang berasal dari jaman dahulu. Bagi yang tertarik untuk mengunjungi, Museum Lampung dibuka untuk umum setiap hari kerja dari Senin sampai Sabtu. Selain benda-benda bersejarah, terdapat juga terdapat Taman Budaya atau Pusat Kesenian di Museum Lampung yang pada hari-hari tertentu menyajikan musik klasik dan tarian tradisional Daerah Lampung. Dengan jarak 15 menit dari kota, sangat mudah bagi para pengunjung untuk datang dan melihat jejak sejarah Provinsi Lampung di Museum Lampung.
Kalianda Resort
Kalianda Resort, salah satu lokasi wisata pantai yang dikelola Krakatau Lampung Tourism Development Corporation (KLTDC) di Merak Belantung, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan kini tengah melakukan renovasi untuk membenahi berbagai fasilitasnya.
Komisaris KLTDC itu Bambang Irawan menyebutkan di Kalianda, Minggu, sasaran utama renovasi kawasan wisata pantai terpadu itu adalah menambah kamar dan fasilitas pendukung lainnya, untuk meningkatkan layanan dan kenyamanan bagi pengunjung yang datang ke sana.
“Tren pengunjung akhir-akhir ini naik setelah manajemen membenahi diri, sehingga renovasi itu diharapkan semakin menarik minat orang datang ke Kalianda Resort,” kata Bambang yang juga mantan Kepala Bappeda Provinsi Lampung dan mantan anggota DPRD Lampung itu.
Saat ini, kamar yang tersedia dalam berbagai jenis (Kanjuru, Lambur, Nirwana 1, 2, dan 3, De Luxe, dan Superior, Suite) masih terbatas menampung tamu yang datang, hanya berkisar 40-an orang saja.
Nantinya Kalianda Resort yang harus bersaing dengan beberapa objek wisata pantai di dekatnya itu, akan menambah kamar sehingga bisa didiami ratusan tamunya.
Kendati sedang masa renovasi, Kalianda Resort tetap dibuka untuk umum, termasuk menawarkan paket khusus perayaan Malam Tahun Baru “Old and New, A Sensation to Remember” 2008.
Acara pada 30 dan 31 Desember 2007 itu, di antaranya dongeng anak, atraksi panjat pohon kelapa, fun games, aerobik, flying fox, memancing, membuat layangan, dan barbeque dinner.
Tiket masuk untuk malam Tahun Baru dijual Rp30.000/orang.
Bendungan Batutegi
Bendungan Batutegi terletak di Kabupaten Tanggamus, Lampung bendungan yang dibangun dengan dan dari APBN dan batuan Japan Bank For International Coorperation (JBIC) itu juga berfungsi sebagai pembangkit listrik, penyediaan bahan baku air minum untuk kawasan Kota Bandar Lampung, Metro dan daerah Beranti di Kabupaten Lampung selatan